JANGAN REMEHKAN WALAUPUN SEPELE
Oleh: Irsyad Syafar
Hal-hal yang kecil atau sepele seringkali dipandang remeh. Padahal, tidak jarang dari hal-hal yang sepele itu, bisa mengakibatkan suatu yang besar. Baik itu berupa kebaikan maupun keburukan.
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam mengisyarakatkan hal ini dalam haditsnya:
عن أبي ذر رضي الله عنه قال: قال لي النبي صلى الله عليه وسلم: ((لا تحقِرنَّ من المعروف شيئًا، ولو أن تلقى أخاك بوجه طَلْقٍ))؛ رواه مسلم
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Dzar, dia berkata: "Telah berkata kepadaku Rasulullah saw: "Jangan sekali-kali engkau remehkan kabaikan itu sedikitpun. Walaupun hanya sekedar bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri". (HR Muslim).
Hadits ini menegaskan larangan Nabi Shallallahu alaihi wasallam untuk meremehkan kebaikan sekecil apapun bentuknya. Al ma'ruf di dalam hadits tersebut mengandung makna seluruh kebaikan yang diakui oleh syariat. Sekurang-kurangnya adalah dengan sekedar senyum dan wajah berseri saat bertemu dengan saudara yang lain.
Untuk sebuah amalan yang sederhana dan nyaris tanpa modal ini, Rasulullah saw melarang umatnya meremehkan amalan tersebut. Larangan tersebut tentunya mengandung makna bahwa amalan tersebut tetap besar nilainya di sisi Allah, walaupun kesannya sepele di mata manusia. Karena sesungguhnya Allah mencintai seluruh bentuk kebaikan, sebagaimana Dia juga membenci seluruh bentuk keburukan, berapapun kadarnya.
Semakna dengan ruh hadits di atas, di dalam hadits lain, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
- عن أبي هريرة - رضي الله عنه - قال: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: ((كلمتان خفيفتان على اللسان، ثقيلتان في الميزان، حبيبتان إلى الرحمن: سبحان الله وبحمده، سبحان الله العظيم))؛ متفق عليه.
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: "Ada dua kalimat yang sangat ringan bagi lidah (mengucapkannya), tapi berat timbangan (pahalanya) dan sangat disukai oleh Allah. Yaitu kalimat: Subhanallahi wa bihamdih dan Subhanallahil 'azhim". (HR Bukhari dan Muslim).
Betapa dua buah kalimat tasbih tersebut sangat sederhana dan mudah membacanya, akan tetapi ternyata memiliki timbangan pahala yang sangat berat disisi Allah ta'alaa.
Dalam hadits lain Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
عن عدي بن حاتم رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((اتقوا النار ولو بشق تمرة، فمن لم يجد فبكلمة طيبة))؛ متفق عليه.
Artinya: Diriwayatkan dari 'Adiy bin Hatim, bahwa Nabi saw telah bersabda: "Takutlah kalian terhadap (siksa) neraka walaupun hanya dengan cara bersedekah sepotong korma. Maka barang siapa yang tidak sanggup, lakukanlah dengan (mengucapkan) kalimat yang baik-baik". (HR Bukhari dan Muslim).
Berapalah harga sepotong korma. Sangat tak bernilai dengan uang. Namun ternyata sedekah dengan sepotong kormapun bisa menyelamatkan seseorang dari siksa api neraka. Apalagi kalau mampu bersedekah lebih dari itu.
Kalaupun kemudian masih tidak sanggup - mungkin karena saking tidak punya - maka beramallah dengan mengucapkan kata-kata yang baik.
Mengenai kalimat yang baik dan yang buruk, Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda:
حديث أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : (إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ) رواه البخاري.
Artinya: Hadits Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam, Beliau bersabda: "Seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang Allah redhai, yang tidak terlalu ia perhatikan, niscaya akan Allah tinggikan derjatnya beberapa derjat (di sorga). Sebaliknya, seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang Allah murkai, yang tidak terlalu dia perhatikan, namun dapat menenggelamkan dirinya ke dalam neraka jahannam". (HR Bukhari).
Dari hadits ini, ternyata kalimat sederhana tapi kebaikan, bisa mengangkat derjat seseorang di sisi Allah. Bibir dan lidah yang spontan beristighfar saat bersalah, bertasbih saat melihat suatu yang menakjubkan, bersyukur membaca alhamdulillah saat mendapat nikmat dan lain sebagainya. Itu semua kesannya sangat sederhana, tapi bisa mendatangkan kemuliaan di akhirat.
Sebaliknya, orang yang mudah berkata-kata kotor, sedikit-sedikit langsung bercarut, kosa kata yang digunakannya tak disukai Allah, orang seperti ini bisa masuk neraka jahannam gara-gara kalimat tercela tersebut.
Begitulah, berbagai hal yang sepele, ternyata bernilai besar di sisi Allah. Ada seorang laki-laki yang berbuat dosa besar, bisa selamat masuk sorga gara-gara dia memberi minum seekor anjing yang kehausan (HR Muslim dari Abu Hurairah).Sebaliknya ada seorang perempuan masuk neraka gara-gara dia mengurung seekor kucing dan tidak memberinya makan (HR Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Amr bin Ash).
Dalam sebuah riwayat yang mauquf, Salman Alfarisi menciritakan bahwa ada seseorang masuk neraka gara-gara lalat dan seorang lagi masuk sorga juga gara-gara lalat.
Ceritanya adalah, kedua orang ini sedang melewati sekelompok kaum yang sedang menyembah berhala. Di tempat itu ada tentara yang bengis mengawal berhala tersebut. Setiap yang hadir di sana wajib berkurban untuk berhala.
Berkatalah tentara kepada orang yang pertama: "Berkurbanlah engkau untuk berhala ini, walaupun dengan seekor lalat!". Orang tersebut menjawab, "Saya takkan berkurban walaupun hanya seekor lalat". Akibatnya orang tersebut dibunuh. Dan diapun masuk sorga.
Adapun orang yang kedua, ketika dibentak oleh tentara dan disuruh berkurban, maka dia pun berkurban hanya dengan seekor lalat. Dia selamat dari pembunuhan. Tapi dia mati masuk neraka karena telah melakukan perbuatan syirik.
Saat ini ada satu hal yang kesannya sepele dilakukan oleh mayoritas umat Islam. Yaitunya merokok. Terdata di Indonesia para perokok telah mencapai 90 juta orang (Data kemenkes menyebutkan 36,3% penduduk Indonesia). Bila masing-masing merokok seharga 7000 rupiah saja perhari, maka total uang yang dihabiskan untuk merokok dalam sepekan adalah 4,4 Triliun, dalam sebulan 17,5 T lebih, dan dalam setahun melampaui angka 210 T. Sebuah angka yang sangat fantastis. Jauh melewati capaian zakat nasional dalam setahun 2015 yang hanya 3,7 Triliyun saja.
Yang kaya raya karena bisnis rokok tersebut jelas bukan umat Islam. Sebaliknya yang miskin dan sakit-sakitan karena rokok mayoritasnya adalah umat Islam.
"Janganlah remehkan hal yang kecil-kecil, sesungguhnya gunung itu hanyalah kumpulan batu-batu kecil"...
Wallahu A'laa wa A'lam.
0 Response to "Jangan Remehkan Walaupun Sepele"
Posting Komentar