Inilah Ciri-Ciri (Simat) Kader Dakwah Itu

Ikhwatal iman hafizhakumullah, keberhasilan seorang dai dalam mempengaruhi mad’u dan masyarakat secara umum tidak dapat dinilai begitu saja. Keberhasilan dakwah ditentukan oleh simat (ciri-ciri) tertentu yang harus melekat pada diri kader. Kita harus bersungguh-sungguh dan terus-menerus berusaha untuk memilikinya melalui tarbiyah. Rasulullah saw, bersabda:

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ (رواه مسلم عن أبي هريرة)

Bersemangatlah meraih apa yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan pernah merasa lemah. (HR. Muslim dari Abu Hurairah ra).

      .1التَّمَيُّزُ الإِيْمَانِيُّ وَالتَّفَوُّقُ الرُّوْحَانِيُّ
1. Memiliki iman dan ruhani yang tinggi
Ikhwah fillah, iman dan ruhani yang tinggi dapat menjadikan seorang dai memiliki keyakinan yang besar kepada Allah. Dalam hatinya ada harapan dan rasa takut kepada-Nya, tawakal penuh kepada-Nya dan selalu merasakan pengawasan Allah dalam setiap gerak langkahnya. Lisannya senantiasa basah oleh dzikrullah, akalnya terpacu untuk selalu tafakkur, memikirkan ciptaan Allah, hatinya dipenuhi kerinduan bertemu dengan Allah, bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ketaatan, selalu bersegera dalam kebajikan, memperbanyak puasa dan qiamullail. Semua itu ia laksanakan dengan terus menjaga keikhlasan dan husnuz-zhan kepada Allah.

Ikhwah fillah, amal perbuatan di atas merupakan kunci kebahagiaan, tanda kebaikan dan perbaikan, dengannya taufiq dari Allah datang kepada seorang kader dakwah, hingga apabila ia beramal, amalnya berjalan efektif, ketika ia memutuskan, keputusannya tepat dan bijaksana, dan jika ia berbicara, pembicaraannya bermanfaat dan berpengaruh bagi pendengarnya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَالَ: ((مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ ...)) (رواه البخاري ومسلم)

Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah Taala berfirman: “Siapa yang memusuhi wali-Ku maka Aku telah mengumumkan perang dengannya. Tidak ada taqarrub hamba-Ku kepada Ku yang lebih Aku cintai kecuali dengan ibadah yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hamba-Ku yang selalu melakukan taqarrub kepada-Ku dengan nawafil (sunnah), maka Aku akan mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang dia gunakan untuk memukul, dan kakinya yang dia gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku niscaya akan Aku berikan, dan jika ia meminta perlindungan-Ku niscaya akan Aku lindungi.” (HR. Bukhari & Muslim).
Ikhwah fillah, alangkah indahnya jika kader dakwah memiliki ciri seperti yang disebutkan dalam sebuah riwayat:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: قِيْلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَيُّ جُلَسَائِنَا خَيْرٌ ؟ قَالَ: «مَنْ يُذَكِّرُكُمُ اللهَ رُؤْيَتُهُ، وَزَادَ فِي عَمَلِكُمْ مَنْطِقُهُ، وَذَكَّرَكُمُ الآخِرَةَ عَمَلُهُ» (رواه البيهقي في شعب الإيمان بسند ضعيف).
Dari Ibnu Abbas ra berkata, Rasulullah saw ditanya, Siapakah teman duduk yang paling baik? Beliau bersabda: Orang yang dengan melihatnya mengingatkanmu kepada Allah, ucapannya menambah amal kebaikanmu, dan perbuatannya mengingatkanmu kepada akhirat.” (HR Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman dengan sanad yang dha’if).

  .2الزَّادُ الْعِلْمِيُّ وَالرَّصِيْدُ الثَّقَافِيُّ
2. Memiliki Ilmu dan wawasan yang luas

Ikhwah fillah, dengan ilmu dan tsaqafah yang mapan yang dimiliki oleh kader, maka masyarakat akan mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka pada dirinya, dan ia mampu memberikan berbagai solusi atas problem yang mereka hadapi. Terlebih lagi, jika ilmu yang dimiliki oleh kader adalah ilmu syar’i, maka ia dapat memahamkan syariat Islam kepada masyarakat sehingga bertambah kecintaan mereka kepada Allah dan syariat-Nya, lalu semakin banyak orang yang merasakan kebutuhan terhadap syariat untuk ditegakkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan ilmu dan tsaqafah ia mampu menyadarkan masyarakat tentang realita umat dan apa yang mereka butuhkan, mampu memuaskan mad’u dengan argumentasinya yang kuat, dapat menjawab berbagai tuduhan negatif terhadap dakwah dan manhajnya dengan alur berpikir yang logis dan penuh kebijaksanaan.

 .3رَجَاحَةُ العَقْلِ وَحُسْنُ التَّدْبِيْرِ
3. Memiliki akal yang cerdas dan perencanaan yang baik

Ikhwah fillah, jangan sampai kader mudah diperdaya oleh tipu daya musuh-musuh Allah karena “lugu” dan “polos” dan tidak cerdas membaca situasi. Jangan sampai pula emosi dan perasaan mengalahkan akal sehat dalam mengambil tindakan atau merencanakan sesuatu, meskipun kelembutan dan ketajaman perasaan juga tetap dibutuhkan dalam amal dakwah. Perhatikan pesan Imam Syahid Hasan Al-Banna khususnya kepada kader yang tergesa-gesa dan emosional :
أَلْجِمُوا نَزَوَاتِ العَوَاطِفِ بِنَظَرَاتِ العُقُولِ، وَأَنِيْرُوْا أَشِعَّةَ العُقُولِ بِلَهَبِ الْعَوَاطِفِ
Kendalikan dorongan emosi dengan pandangan akal sehat, dan terangilah percikan cahaya akal dengan gelora perasaan.

Kekuatan berpikir kader yang ditunjang oleh bekal ilmu yang cukup akan memungkinkannya melakukan tarjih (memilih pendapat yang lebih tepat) ketika terjadi perbedaan pendapat, dan mampu mengurai masalah dengan baik ketika orang lain kebingungan menghadapinya.
Kemampuan perencanaan dan pengelolaan yang mumpuni juga amat diperlukan terutama bagi kader yang mendapatkan amanah menjadi qiyadah, di mana ia mampu membedakan prioritas amal, mengenal karakter setiap amal, siapa orang yang tepat untuk mengeksekusinya, dan seberapa besar perhatian dan pengorbanan yang harus diberikan untuknya, …

  .4رَحَابَةُ الصَّدْرِ وَسَعَةُ الْخُلُقِ
4.   Memiliki kelapangan dada dan akhlaq yang baik

Ikhwah fillah, betapapun besarnya harta seorang dai, ia tidak akan mampu memuaskan hati masyarakat dengan hartanya. Namun dengan kelapangan dada dan akhlaq yang baik, ia dapat menjangkau dan menyentuh hati seluruh lapisan masyarakat.

وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha gagah lagi Maha Bijaksana. (Al-Anfal: 63)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: إِنَّكُمْ لَنْ تَسَعُوا النَّاسَ بِأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَسَعُهُمْ مِنْكُمْ بَسْطُ الْوَجْهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ (رواه أبو يعلى والبزار من طرق أحدها حسن جيد)
Dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Kalian tidak akan mampu menghimpun manusia dengan harta kalian, tetapi yang akan menghimpun mereka adalah keramahan wajah dan kebaikan akhlaq darimu. (HR. Abu Ya’la dan Al-Bazzar dari berbagai jalan, salah satunya hasan jayyid).

Pergaulan dengan masyarakat juga mengharuskan kader memiliki kelapangan dada untuk dapat menampung “gangguan” dan berbagai perilaku mereka yang kurang baik. Karena dada yang lapang adalah kuburan bagi semua celaan dan keburukan.
Ada seseorang yang datang kepada Abu Ishaq Asy-Syirazi, ia berkata, “Setelah aku memperhatikan pribadinya, yang membuat aku ingin dan senang untuk selalu bersamanya sampai akhir hayatnya adalah kebaikan akhlaq, kelembutan dan sifat zuhudnya.”

  .5الْجُرْأَةُ الْوَاعِيَةُ وَالثَّبَاتُ الرَّاسِخُ
5. Memiliki keberanian yang penuh kesadaran dan konsistensi yang kokoh
Ikhwah fillah, biasanya orang akan lari bila menghadapi ujian dan tantangan berat, justru saat itulah seorang kader yang berkualitas, tampil dengan keberaniannya diiringi kebijaksanaannya dalam bertindak. Ia muncul sebagai sosok yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat karena keberaniannya yang menawan hati. Seperti sebuah bait syair karya Tharfah Ibnul ‘Abd yang amat dikagumi Hasan Al-Banna dan membuatnya tampil di saat yang tepat:
 إِذَا القَوْمُ قَالُوا مَنْ فَتَى خِلْتُ        أَنَّنِي عُنِيْتُ فَلَمْ أَكْسَلْ وَلَمْ أَتَبَلَّدِ
Jika kaumku berseru: Siapakah pemuda yang akan menyelamatkan kami?
Aku merasa akulah yang mereka inginkan, tak ada rasa malas dan tak akan ada pura-pura tak tahu.

Al-Quran mengisahkan kekokohan sikap para sahabat bersama teladan mereka, Rasulullah saw ketika menghadapi kepungan pasukan sekutu:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلا
21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
22. dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata, "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita". dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan. 23. di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya),

  .6الاِسْتِمْرَارُ وَالاِبْتِكَارُ
6. Amalnya yang berkelanjutan dan penuh kreativitas
Ikhwah fillah, amal yang tidak kontinyu pasti dampaknya tidak kuat, namun rutinitas amal juga akan memunculkan kebosanan dan menghilangkan semangat. Oleh karena itu pentingnya kontinyunitas amal harus diiringi dengan kreativitas di dalamnya selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

0 Response to "Inilah Ciri-Ciri (Simat) Kader Dakwah Itu"